Ruby, Raja Segala Permata

Barangkali tidak ada batu permata yang dihargai sepanjang sejarah melebihi ruby Ruby, Raja Segala Permata
Barangkali tidak ada kerikil permata yang dihargai sepanjang sejarah melampaui ruby. Dinyatakan dalam Injil dan goresan pena-goresan pena Sansekerta antik selaku yang paling berharga dari semua watu permata, ruby telah ‘menghiasi’ para kaisar dan raja-raja jaman dahulu dengan warna yang kaya dan menyala-nyala.

Sebagai watu permata yang paling merah, ruby, yang di Indonesia dikenal dengan nama Mirah, melambangkan gairah dan asmara. Ruby merupakan batu kelahiran bulan Juli dan juga permata yang direkomendasikan bagi pasangan untuk merayakan perayaan pernikahan pada hari ke-15 dan 40.

Batu ruby juga ialah simbol keberanian dan ketabahan hati. Prajurit, menurut cerita, ditanamkan watu ruby di bawah kulit mereka untuk membawa mereka berani dalam peperangan dan tak terkalahkan. Batu ini juga sudah digunakan sebagai jimat terhadap ancaman dan tragedi, untuk menghentikan pendarahan dan sejumlah penyakit lain. Warnanya yang intens disangka berasal dari api kekal yang timbul dari dalam watu, atau, seperti beberapa legenda, ialah cuilan dari planet Mars.

Ruby ialah variasi dari corundum, adik kerikil safir (sapphire). Seperti safir, ruby berada pada tingkat kekerasan “9” pada skala Mohs, yang membuatnya batu nomor dua paling keras sesudah berlian atau intan.

Ruby yang paling berharga berasal dari Myanmar (dahulu Burma). Mereka juga ditambang di seluruh Asia Tenggara, dimana batu berkualitas baik berasal dari Thailand, Sri Lanka, dan Vietnam. Kenya dan Tanzania juga merupakan sumber-sumber pertambangan ruby yang penting. Tapi, walaupun warna kerikil-kerikil dari Afrika Timur menjadi tentangan watu ruby terbaik di dunia, banyak dari batu-batu ini yang penuh dengan inklusi sehingga meminimalisir transparansi dan nilainya. Namun, watu-watu Afrika Timur banyak ditampilkan dalam serpihan-kepingan yang sukses di pasaran tambahan. Sementara itu, Afghanistan, Pakistan dan Rusia memiliki semua watu ruby musiman yang bermutu, namun medan yang buruk di wilayah ini telah menciptakan penambangannya sulit.

Faktor yang terpenting untuk diperhitungkan saat membeli ruby ialah warna. Ruby datang dalam berbagai warna mulai dari ungu dan merah kebiruan sampai oranye-merah. Seperti safir, ada juga ruby transparan yang mampu memperlihatkan enam-titik bintang jika kepingan batunya dibentuk halus.

Ruby terbaik ialah yang secara intens mengalami penjenuhan, berwarna merah murni tanpa nada cokelat atau biru. Setelah warna, aspek-aspek yang mensugesti nilainya adalah kejernihan, potongan dan ukuran. Batu ruby yang terang tanpa terlihat inklusi lebih berharga daripada mereka yang tampakcacat internal.

Ruby banyak tersedia pada ukuran sampai 2 karat, dan sebab intensitas warna dan daya tahannya yang berpengaruh, menjadikannya watu dengan aksen yang sangat baik. Ukuran lebih besar mampu diperoleh, namun ruby dengan kualitas tinggi sangat jarang didapatkan dan lebih berharga dibandingkan dengan berlian tanpa warna, terutama yang di atas 5 karat. Untuk jelasnya ruby 16 karat terjual seharga $227.301 di Sotheby’s pada tahun 1988. Sebuah cincin ruby burma 27,37 karat dijual $4 juta di Sotheby’s di Jenewa, Swiss, pada bulan Mei 1995 – $146.145 per karat. Menakjubkan. Sebaliknya, tak satu pun dari berlian di atas 50 karat tanpa cacat internal yang dijual di dekade terakhir ini.

Ruby jarang didapatkan tepat di alam – alasan mengapa banyak yang harus melewati heat-treatment untuk mencerahkan warna atau mengembangkan kejernihannya. Peningkatan panas yang permanen merupakan proses yang stabil. Beberapa ruby juga memiliki patahan permukaan atau lubang, yang kemudian diisi dengan materi kaca untuk memperbaiki tampilan mereka. Isian ini sangat abrasif, bisa pecah, jatuh keluar atau keluar dari waktu ke waktu jikalau terkena panas. Metode pembersihan yang paling aman untuk ruby adalah dengan memakai air sabun (atau pelarut komersial ringan) dan kuas.

Sumber: http://www.jewelry.com

seorang buruh yang kini kepincut dengan dunia blogging